Antara Rezeki Tuhan dan Usaha Manusia?

qm6Rezeki terdiri dari dua jenis. Rezeki yang kita cari dan rezeki yang datang dengan sendirinya. Dalam riwayat, rezeki yang datang kepada kita disebut sebagai “rezeki thâlib” (yang mencari) dan rezeki yang kita cari dinamakan “rezeki mathlûb (yang dicari).” Rezeki thâlib dan yang telah ditentukan (mahtum) adalah rezeki berupa keberadaan, usia, segala fasilitas, lingkungan, keluarga, dan segala potensi dan sebagainya dari jenis rezeki ini, memberikan kemampuan yang diperlukan dan ketelitian untuk berusaha, berupaya dan bekerja sehingga dengan demikian gerbang pintu rezeki matlub dan yang bersyarat akan terbuka. Untuk menerima rezeki matlub, setiap orang harus menengadahkan tangannya berdoa – disertai dengan usaha dan keseriusan – ke haribaan Tuhan; bahkan seorang bocah menyusui sekalipun usahanya adalah tangis dan rontaan, dengan aktifitas-aktifitas ini ia memperoleh rezeki yang dicari (ASI). Namun bocah ini tatkala ia beranjak besar dan lebih dewasa, usaha dan keseriusannya berbentuk lain. Dengan berpikir, tafakkur, berkerja, menggerakkan seluruh anggota badan, ia merubah sisi kualitas dan kuantitas rezeki yang diperolehnya. Kesimpulannya dalam bagian rezeki yang ditentukan (mahtum) dan yang mencari (thâlib), akan tercipta usaha, pikiran dan kerja dan dalam usaha, aktifitas, pencarian, dengan demikian rezeki yang dicari dan bersyarat itu akan diperoleh. Baca lanjutannya….

1 comments on “Antara Rezeki Tuhan dan Usaha Manusia?

Tinggalkan Balasan ke albadri Batalkan balasan