Tuhan antara Dicintai dan Ditakuti

Takut (khauf) dan harapan (raja’) serta yang terkait dengan kecintaan (mahabbah) terhadap Allah Swt bukanlah sesuatu yang perlu diherankan. Lantaran perkara ini memenuhi seluruh ruang dalam hidup kita. Sedemikian jelasnya sehingga membuat kita terkadang lalai memperhatikannya.

Harus dicamkan bahwa bahkan tatkala kita melangkah dan berjalan hal itu merupakan hasil dari takut, harapan dan cinta. Karena sepanjang tiada harapan maka kita tidak akan melangkah. Dan apabila kita tidak melangkah maka kita tidak akan sampai pada tujuan. Sepanjang kita tidak takut dalam melangkah maka kita tidak akan berhati-hati. Karena tidak berhati-hati kecelakaan setiap saat akan datang menimpa kita. Lantaran mengalami kecelakaan maka kita tidak akan sampai tujuan. Perkara ini banyak nampak jelas tatkala kita memanfaatkan media transportasi, media listrik atau api dan sebagainya. Hal itu disebabkan kita ingin memanfaatkannya. Namun apabila tidak disertai dengan takut dan kehati-hatian dalam memanfaatkannya, maka hal itu akan menjadi sebab kehancuran dan kebinasaan kita sendiri. Karena itu, berhimpunnya takut dan harapan, pada sebuah esensi, dan boleh jadi terkait dengan sesuatu atau seseorang merupakan suatu hal yang lumrah dan tidak perlu diherankan. Lanjutkan Membaca..

Tinggalkan komentar