Akal dan Iman Wanita dalam Pandangan Ali bin Abi Thalib

 

Berdasarkan beberapa timbangan dan barometer yang dikemukakan oleh para Imam Maksum As, jika terdapat riwayat-riwayat yang meragukan maka ia harus disandingkan dan dibandingkan dengan al-Qur’an. Apabila bertentangan dengan al-Qur’an maka tuntutan lahir dari riwayat tersebut tidak boleh diamalkan.  Dari sisi lain, kita tidak menemukan satu pun ayat dalam al-Qur’an yang menengarai tentang hukum universal terkait dengan kekurangan akal dan iman kaum wanita. Karena itu, dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan barometer-barometer ilmu hadis, kita juga tidak dapat menerima riwayat di atas berdasarkan makna lahirnya. Namun demikian, kita juga tidak dapat secara definitif dan seratus per seratus menyatakan bahwa riwayat di atas adalah riwayat bodong (palsu) dan tidak pernah disampaikan oleh Imam Ali As.  Karena itu, riwayat tersebut harus dicari sisi benarnya (taujih) atau menyerahkan penafsiran riwayat ini kepada Imam Ali As sendiri. Dari sisi lain, karena dalam ucapan dan tindakan para nabi dan wali Allah, kita menyaksikan mereka menyampaikan tuturan tentang kaum wanita atau melakukan sebuah perbuatan yang secara lahir menunjukkan sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan, namun pada kenyataannya, mereka memiliki maksud yang lain. Terdapat kemungkinan riwayat yang disandarkan kepada Imam Ali As ini juga demikian adanya. Dengan demikian, terdapat kemungkinan bagi kita untuk mencari sisi benar (taujih) dan mencari makna lain atas riwayat ini. Lanjutkan membaca…


Tinggalkan komentar